i love gus MA'SUM

i love gus MA'SUM
noah pagar nusa

Rabu, 23 November 2011

Pendekar Pilih Tanding Pagar Nusa Gus Maksum

– Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-shorof, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding.
Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai lembaga pendidikan formal.
Para ulama-pendekar merasa gelisah. H Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi menemui KH Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan “dunia persilatan”.
Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam Sang Pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang merupakan kepanjangan dari Pagarnya NU dan Bangsa. Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH. Ahmad Sidiq.
Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan (*Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya*).
Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku *nyeleneh* menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong
jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias *ngerowot*. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui
Pagar Nusa.




Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur
dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar *ya *pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.

Kamis, 17 November 2011

SEJARAH IPSNU PAGAR NUSA









   pagar nusa adalah organ di bawah naungan nhdlotul ulama bertugas menggali,mengembangkan dan melestarikan pencak silat warisan wali songo dan budaya pencak silat indonesia pada umumnya.
di bentuk dan di dirikan oleh para pendirinya tgl-03-januari-1986 di pondok pesantren lirboyo kediri jawa timur.serat keputusan NU tentang pengesahan pendirian dan ke pengurusan di sahkan 9 Dzulhijah 1406/16 juli 1986 berawal dari sebuah perhatian dan sekaligus keprihatinan tentang surutnya dunia persilatan di pelataran pondok pesantren,padahal pada awalnya pencak silat merupakan ke banggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pondok pesantren.
  tanda-tanda kesurutan antara lain:hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat.awalnya pondok [pesantren bisa di ibaratkan sebagai sentral kegiatan pencak silat.kiai ataun ulama pengasuh pondok pesantren selalu melengkapi dirinya dengan ilmu pencak silat khususnya aspek tenaga dalam atau karomah yang di padu dengan bela diri.pada saat itu seorang kiai sekaligus juga menjadi pendekar pencak silat.
di sisi lain tumbuh menjamurnya perguruan pencak silat yang lahir seperti jamur di musim penghujan.dengan segala keanekaragaman baik di lihat dari segi agama,aqidah maupun kepercayaanya,satu sama lain bersifat tertutup mengangap dirinya paling baik dan paling kuat.untuk itulah ketika H.SUHARBILAH bertemu K.H.MUSTOFA BISRI dari rembang dan sambatan tentang pencak NU secara khusus beliau mempertemukan dia dengan K.H.AGUS MAKSUM JAUHARI yang memang sudah mashur ahli beladiri
  keadaan yang demikian mendorong para ulama pimpinan pondok pesantren,pendekar serta tokoh-tokoh pencak silat untuk musyawaroh khususnya mengelola pencak silat nahdlotul ulama.pada tangal 12 muharom 1406 m bertepatan tangal 27 september 1985 berkumpulah para ulama dan para pendekar di pondok pesantren tebu ireng jombang jawa timur untuk musyawaroh dan sepakat membentuk suatu wadah yan khusus mengurus pencak silat nahdlotul ulama.yang hadir dalam musyawaroh tersebut antara lain tokoh tokoh pencak silat dari daerah jombang,ponorogo,pasuruan,nganjuk,cirebon,kalimantan,dan kediri.dalam musyawaroh tersebut di sepakati bahwa akan segera di bentuk suatu wadah pencak silat nahdlotul ulama
   surat keputusan resmi pembentukan tim persiapan pendirian  perguruan pencak silat milik NU.di sahkan tgl 27 rabiul awal 1406/10 desenber 1985 dan berlaku sampai dengan 15 januari 1986
   musyawaroh berikutnya di adakan di pondok pesantren lirboyo kediri jawa timur pada tgl 03 januari 1986.hadir di antaranya para tokoh - tokoh pencak silat antara lain dari pasuruan,ponorogo,jombang,nganjuk,cirebon,kalimantan,lumajang dan kediri utusan dari PWNU jawa timur yaitu K.BUKHORI SUSANTO yang berasal dari kabupaten lumajang dan K.H.SUHARBILAH SH.LLT.dari pondok pesantren najiyah sidosermo surabaya
dalam musyawaroh tersebut di sepakati susunan pengurus harian jawa timur yang merupakan embrio pengurus pusat sebagai berikut:

Ketua umum :KH.AGUS MAKSUM JAUHARI
Sekretaris     :Drs. h.fuad anwar
Ketua harian :KH.Drs.abdurrohman utsman
Ketua1         :H.suharbillah,SH.LLT
Sekretaris     :Drs fuad anwar
Sekretaris1  :Drs.H.kuncoro
Sekretaris2  :Ashar lamro   
 Nama yang di sepakati adalah ikatan pencak silat nahdlotul ulama yang di singkat IPS-NU.pada waktu audiensi dg pengurus wilayah NU jawa timur di usulkan nama oleh KH. anas thohir selaku pengurus wilayah NU jawa timur adalah ikatan pencak silat NU pagar nusa yang merupakan kepanjangan dari pagarnya NU dan bangsa .nama tersebut di ciptakan oleh KH. MUJIB RIDWAN dari surabaya ,putra dari KH ridwan abdullah,pencipta lambang NU simbol terdiri dari segi lima dengan warna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya ,di depanya ada pita bertulis laa gholiba illallah yang artinya tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari ALLAH .di lengkapi dengan bintang sembilan dan tri sula sebagai syimbol pencak silat.lambang tersebut di usulkan oleh H.suhar billah SH.LLT.yang kemudian di sempurnakan dan di ubah menjadi segi lima oleh peserta musyawaroh III di pondok pesantren tebu ireng jombang ,KH.samsuri baidlowi sebagai sesepuh dan penasehat yang sempat hadir dalam acara tersebut menegaskan bahwa :
logo yang berbunyi:laa gholiba illallah
di ubah menjadi:laa gholiba illal billah 
  untuk membentuk susunan pengurus tingkat nasional PBNU membuat surat pengantar kesediaan di tunjuk menjadi pengurus .surat pengantar tersebut di tanda tangani oleh ketua umum PBNU KH.ABDURROHMAN WACHID dan rais Aam KH.ahmad sidiq .insya allah tanda tanganya KH. ahmad sidiq merupakan tanda tangan yang terakhir.